Senin, 18 Juni 2018

,
Filemon 1:8-22

Pemulihan hubungan hanya bisa dikerjakan oleh kasih. Hubungan serusak apa pun, bisa diperbaiki oleh kasih. Mengampuni adalah salah satu bentuk nyata tindakannya. Saat menjadi tawanan di Roma, Paulus bertemu dengan Onesimus. Ia adalah budak yang melarikan diri dari tuannya, Filemon, sahabat yang dipimpin Paulus kepada Kristus (ay. 9). Paulus memenangkan Onesimus kepada Kristus dan menyuruhnya untuk kembali kepada Filemon di Kolose (Kol. 4:9). Menurut hukum Romawi, Onesimus bisa dihukum mati karena kejahatannya. Namun, Onesimus telah menjadi saudara seiman dalam Kristus. Paulus ingin Filemon dan Onesimus mengalami pemulihan hubungan. Hubungan mereka di dalam Kristus bukan lagi antara seorang majikan dan hambanya, melainkan sebagai saudara yang kekasih (ay. 16).

Kalau saat ini hubungan kita rusak dengan seseorang, sesakit dan sejahat apa pun orang itu pernah melukai, hubungan itu tetap bisa dipulihkan saat kita mau mengasihi dan mengampuni. Jangan menunggu besok atau orang itu datang menghampiri, tetapi lakukan pemulihan sesegera mungkin. Kalau perlu sekarang. Ketika kita mau taat kepada kehendak Tuhan, kita pasti bisa dan bertindak.

Senin, 23 April 2018

,
Sebuah grup pujian dan penyembahan yang sering kita kenal dengan nama Planetshakers baru saja merilis album terbaru mereka. Grup yang berbasis di Melbourne Australia ini membuat gebrakan baru untuk album anyar mereka hanya dengan empat lagu di dalamnya. Mungkin inilah bentuk perkembangan jaman, dimana diera jaman now sangat jarang orang dengerin lagu sampai selesai secara full satu album yang berisi sepuluh atau lebih. Pastinya orang jaman now akan membuat daftar putar sendiri pada gawai mereka. Inilah yang mungkin mendasari mereka mengeluarkan album mini bertajuk Heaven On Earth yang rilis pada 6 April 2018.

Menurut dari sosial media mereka, album ini direkam secara live pada konser Planetshakers di Indonesia, Filipina, Malaysia dan Singapura. Tapi mohon maaf sampai sekarang saya coba cari info untuk lagu yang mana yang di Indonesia belum ketemu jawabannya, kalau ada temen-temen yang tahu bolehlah ya saya di kasih tahu. Jika dilihat dari perekamannya yang diambil sekitar awal tahun kemarin berarti kemungkinan yang di Indonesia pas konser di Bandung 17 Januari 2018.

Untuk album mini ini secara total durasinya tidak lebih dari 30 menit, dan sepertinya ini akan pas bagi kita yang merindukan saat teduh pujian dan penyembahan kala Ibadah.Tersirat jelas dimana mereka ingin menunjukan 'pesta pujian'. Tarian, lompatan, jeritan, tangisan melengkapi disetiap lagu dalam sebuah album. Lirik yang begitu dalam dan aransemen musik yang menghentak menandai karakter yang kuat dari Planetshakers, grup yang memang punya visi menjangkau anak muda. Berikut daftar lagu dalam album Heaven On Earth:
1. There Is No One Like You
2. The Greatest
3. Above All Names
4. No Alone


Dengan rilisnya album ini mereka siap melakukan konser yang rencananya akan di mulai bulan Mei 2018 dan berakhir di bulan Agustus 2018. Tanggal 12 - 20 Mei mereka akan berkunjung di India dan Eropa, untuk Amerika Serikat dan Amerika Selatan pada 21 Juni - 1 Juli, setelah itu mereka menuju Afrika Selatan 13 - 22 Juli dan kembali ke Asia tanggal 3 - 19 Agustus.

Sebagai penutup, Om Evans Rusell, gembala senior Gereja Planetshakers berkata :"Dimana penyembahan Allah yang benar pada dasarnya adalah masalah hati dan roh yang berakar pada pengetahuan Firman Tuhan, pujian adalah ekspresi lahiriah dari apa yang ada didalam hati."


Postingan Terkait

,
2 Samuel 17:1-4

Tuba adalah tumbuhan rambat yang digunakan untuk meracun ikan atau serangga. Jika akarnya ditumbuk lalu dicampur dengan air, hasilnya adalah cairan berwarna mirip susu. Itu sebabnya ada peribahasa berbunyi "Air susu dibalas dengan air tuba" (kebaikan dibalas dengan kejahatan).

Daud tidak bersedia membunuh Saul sekalipun ia memperoleh kesempatan emas untuk melakukannya. Dua kali malah. Ia tidak mau menjamah orang yang diurapi oleh Allah. Sikap yang luar biasa! Kita mengira kebaikannya ini membuahkan balasan yang setimpal.

Bertahun-tahun kemudian putra kandungnya sendiri ingin menggulingkan takhtanya. Absalom setuju saat Ahitofel, sahabat baik ayahnya, hendak memburu dan menghabisi nyawa Daud walaupun mereka tahu bahwa Daud adalah raja yang diurapi oleh Allah sendiri. Kita bisa membayangkan betapa sesaknya perasaan Daud saat itu, terutama karena yang ingin menewaskannya adalah orang-orang yang dekat dengannya. Ia menangis, menyelubungi kepalanya, dan berjalan tanpa kasut (2Sam. 15:30).

Kita mungkin pernah mengalami apa yang terjadi pada Daud: melakukan kebaikan dan mendapatkan balasan yang buruk. Di manakah keadilan? Akankah Allah berdiam diri melihatnya? Tidak. "TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku; Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku" (2Sam. 22:21). Sebagaimana Allah memulihkan takhta Daud, Dia juga akan memulihkan kita. Kita patut terus berbuat baik; bukan karena mengharapkan balasan setimpal, melainkan karena hal itu menyenangkan Allah.

Perbuatan baik tidak dapat melindungi kita, Allah itulah perisai dan perlindungan kita.

Jumat, 20 April 2018

,
Kitab ini melanjutkan kisah tentang kerajaan Israel dan Yehuda beberapa saat sebelum kematian Elia, dan diteruskan sampai Israel dihancurkan dan Yehuda dibuang ke Babel. Diceritakannya kembali kisah Elia dalam 2 Raja-Raja mengingatkan kita bahwa kitab ini merupakan bagian kedua dari satu kitab Raja-Raja yang utuh.

Tidak ada alasan yang jelas mengenai pembagian kitab menjadi 1 dan 2 Raja-Raja, tetapi oleh karena panjang kedua kitab hampir sama, kemungkinan hal itu dilakukan untuk mempermudah penulisan dalam 2 gulungan.
Kitab 2 Raja-Raja terdiri dari 25 Pasal, 719 Ayat.

Kitab ini terdiri dari dua bagian:
1.    Kisah sejarah dari kedua kerajaan itu mulai pertengahan abad ke-9 SM sampai jatuhnya Samaria dan berakhirnya kerajaan utara pada tahun 721 SM.
2.    Kisah sejarah kerajaan Yehuda mulai dari jatuhnya kerajaan Israel sampai pengepungan dan penghancuran Yerusalem oleh Nebukadnezar raja Babel pada tahun 586 SM.

Kitab ini diakhiri dengan kisah tentang Gedalya, yang menjadi gubernur Yehuda di bawah kekuasaan bangsa Babel, dan dibebaskannya Yoyakhin raja Yehuda dari penjara di Babel. Hancurnya Yerusalem dan dibuangnya banyak orang Yehuda ke Babel merupakan salah satu titik balik yang besar dalam sejarah Israel.

Nabi yang menonjol dalam kitab 2 Raja-Raja ialah Elisa, pengganti Nabi Elia. Kitab 2 Raja-Raja menggambarkan jatuhnya kerajaan yang terpecah itu. Para nabi berulang kali menghimbau bangsa Israel bahwa penghakiman Allah sudah ada di ambang pintu, tetapi mereka tetap saja tidak bertobat. Kerajaan Israel berulang kali dikuasai raja yang jahat, walaupun ada beberapa raja Yudea yang baik, sebagian besar dari mereka mengalihkan bangsa itu dari penyembahan kepada Allah. Beberapa pemimpin yang baik, bersama Elisa dan nabi lainnya, tidak dapat menghentikan kejatuhan bangsa mereka. Kerajaan Utara, Israel akhirnya dibinasakan oleh kerajaan Asyur. Kerajaan Selatan, Yudea dikalahkan oleh kerajaan Babel.

Postingan Terkait

,
Nehemia 2:1-10

Betapa mudah mengagumi hal yang baru. Berkunjung ke gereja lain, misalnya. Bisa jadi kita kagum akan gedungnya yang megah, sambutan jemaat yang ramah, atau paduan suara yang indah. Sebaliknya, tanpa sadar begitu mudah kita mencela gereja sendiri. Sebagai warga, mestinya kita ikut membenahi dan melayani.

Menanggapi kabar tentang runtuhnya tembok Yerusalem, Nehemia merasa sangat terbeban. Sekalipun tinggal dan bekerja di tempat yang jauh sebagai juru minuman raja, ia tetap peduli akan nasib kotanya. Ia mempergumulkan masalah itu dalam doa. Setelah memohon petunjuk Tuhan dan memiliki rancangan yang matang, Nehemia memberanikan diri berbicara kepada raja dengan risiko dihukum mati. Ia berhasil karena mengandalkan kedaulatan dan kekuasaan Tuhan, serta menggunakan akal, pikiran, dan kesediaannya untuk memberi diri terlibat secara aktif.

Daripada hanya memuji-muji gereja tetangga dan mengabaikan gereja sendiri, kita dapat belajar dari mereka. Bukan untuk bersaing, melainkan supaya gereja kita bertumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu! Gereja tidak membutuhkan orang yang suka mengkritik, tetapi mereka yang mau mendukung dalam berbagai bentuk (doa, waktu, tenaga, dan dana).

Dukungan ini dapat kita lakukan jika kita memiliki modal dasar utama, yakni spiritualitas yang baik. Spiritualitas yang baik menumbuhkan kepekaan dan kepedulian sehingga kita merasa terbeban, sepenanggungan, dan mau melibatkan diri secara aktif dalam membangun gereja melalui doa dan kerja nyata.

Mengandalkan kedaulatan dan kekuasaan Allah bukan berarti hanya menanti, melainkan juga memberdayakan akal dan pikiran.

Postingan Terkait

Kamis, 19 April 2018

,
Di penghujung tahun 2016 telah rilis sebuah film bergenre drama action berdasarkan kisah nyata yang mampu menyabet sederet penghargaan bergengsi. Bahkan sekitar kurang lebih 46 penghargaan untuk film maupun individu yang ada difilm tersebut telah diboyongnya dari 111 nominasi di berbagai macam kategori di seluruh penghargaan dunia. Melihat begitu banyak pencapaiannya sudah pasti ini film bukanlah film receh dan sepertinya sayang jika kita lewatkan.

Temen-temen masih pada ingat film The Passion of the Christ? Untuk film ini sama dengan film tersebut disutradarai oleh Om Mel Gibson. Untuk para pemainnya Om Gibson pun juga gak maen-maen, menggandeng nama-nama yang cukup familiar didunia perfilman. Seperti Andrew Garfield tokoh utama di film ini juga membintangi film The Amazing Spiderman sebagai Peter Parker tokoh utama di film itu, Hugo Weaving pemeran Megatron (suara) di film Transformers, Sam Worthington pemeran Jake Sully di film Avatar (pasti penggemar avatar tahulah ya dengan om yang satu ini). Oia hampir kelewatan gak kesebut, mbak Teresa Palmer yang maen di film I am Number Four begitu hot difilm ini hahaha.. apalagi pas mengenakan baju perawat, meskipun bajunya tidak terbuka namun pembawaannya itu lho, beh.. bikin meleleh.. mau donk mbak aku disuntik juga hihihi.. Jangan heran jika mayoritas pemain merupakan orang Inggris atau Australia, semua ini dikarenakan untuk menekan biaya produksi yang membengkak dan agar memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi dari pemerintah Australia. Jika kita melihat biaya produksi hanya $40 juta sepertinya tidak berbanding lurus dengan kualitas ini film, ternyata ini alasannya.

Sebenarnya sebelum tayang secara luas film ini telah tayang terlebih dahulu di Festival Film Vanesia (festival film tertua didunia) pada 4 September 2016 baru kemudian menyusul tanggal 3 & 4 November 2016 tayang di Australia dan Amerika. Penghargaan tersendiri didadat saat pemutaran film ini di Festival Film Vanesia, kala itu mendapat tepuk tangan meriah yang berlangsung sampai 9 menit 48 detik.

Secara garis besar film ini bercerita tentang anak muda desa bernama Desmond Doss (Andrew Garfield), dia merupakan jemaat dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Dia hidup ditengah keluarga yang penuh dengan gejolak, ayahnya yang seorang veteran begitu dihantui oleh kekerasan perang dunia pertama dan menjadikannya pecandu alkohol, hal inilah yang membuat seisi rumah menjadi gak karu-karuan. Ketika kedua orang tuanya bertengkar, Doss begitu membela ibunya dan hampir saja membunuh ayahnya, dan atas kejadian itu Doss berjanji kepada Tuhan bahwa dia tidak akan menyentuh senjata atau mengambil nyawa orang. Saat Doss bersih-bersih Gereja mengelap kaca, terjadi insiden (ono wong ketiban mobil) didepan Gereja dan Doss membawanya ke Rumah Sakit, waktu itulah dia ketemu dengan Dorothy (Teresa Palmer). Sejak saat itu mereka menjalin hubungan lebih intens.


Ketika perang dunia ke dua pecah, Doss terpanggil untuk bergabung menjadi tentara. Nah disinilah masalah besar terjadi, namanya seoarang tentara dia dituntut untuk memegang senjata, namun karena janjinya kepada Tuhan untuk tidak memegang senjata akhirnya dia didakwa menentang atasan dan harus menerima hukuman. Doss dilihat sebagai tentara yang tidak berguna dan membahayakan bagi divisi infanteri, dia di bully habis-habisan, dipenjarakan bahkan harus diadili hingga pengadilan militer, namun Doss berpegang teguh pada keyakinan pribadinya dan mengungkapkan keinginan untuk menyelamatkan nyawa sebagai tenaga medis. Sebelum pengadilan memutuskan atas dakwaan kepada Doss, ayah Doss yang veteran datang membawa surat atas hak konstitusional dan akhirnya Doss diijinkan untuk pergi berperang tanpa harus membawa senjata. Doss pun dikirim ke Perang okinawa, perang berdarah yang begitu brutal dan mencekam, hanya bersenjatakan alkitab kecil dari Dorothy dan iman Kristenya, namun iman tanpa kompromi yang ia miliki dan keberanian yang begitu menakjubkan mampu membawa Amerika kedalam kemenangan.

Atas tindakan, keberanian dan keyakinannya, salah satu negara adi daya yang kita kenal dengan nama Amerika memberikan penghargaan tertinggi untuk Doss dan bahkan nama Doss Desmond tercatat dalam sejarah negara tersebut.

Mungkin kita akan berasumsi ini film konyol, tentara kok gak pegang senjata (kalah sama mas momo), karena itu juga yang saya rasakan namun setelah nonton filmnya paradigma kita akan terbuka, yang jelas tidak akan bisa kita dapatkan cuman membaca sinopsisnya saja, oleh karena itu film ini sangat recommended untuk sesegera mungkin kita tonton. Oia sedikit tambahan, ketika Dorothy berpisah dengan Doss yang akan berangkat pendidikan militer, ia memberikan alkitab kecil untuk Doss dan di dalam alkitab itu diberi fotonya dan juga penanda pada 1 Samuel 17. Silakan dibuka alkitabnya ya..


Postingan Terkait

,
Matius 12:1-8

Murid-murid Yesus sangat kelaparan! Yesus pun mengizinkan waktu para murid memetik bulir gandum kemudian memakannya untuk mengatasi rasa lapar. Masalahnya, itu hari Sabat, yang membuat orang-orang Farisi begitu marah. Para murid dianggap melanggar hukum Taurat! Tampaknya, orang-orang Farisi itu merasa menjadi kelompok yang paling baik menjalankan hidup keagamaan.

Namun Yesus memberi mereka sebuah pelajaran berharga: kadang ada orang berpikir bahwa hidup beragama itu baik kalau sudah menaati peraturan dan perintah-perintah secara harfiah. Hidup keagamaan menjadi begitu kaku dan bisa menjadi kurang manusiawi. Ada orang justru menderita dan terancam kematian karena menjalankan peraturan agama yang tidak tepat. Sedangkan, Tuhan menghendaki belas kasihan, pengampunan dan keselamatan manusia dengan menjalankan dan menghayati perintah-Nya.

Dari kebenaran itu, kita memahami bahwa hubungan kita dengan Tuhan tak bisa dilepaskan dari hubungan kita dengan sesama. Sebagai orang beriman, tentu kita "menerima aturan atau perintah" untuk membawa persembahan kepada Tuhan berupa harta atau barang-barang berharga, namun akan lebih penting ketika "persembahan" itu dalam situasi tertentu digunakan untuk menolong sesama dari bahaya kematian, kemiskinan, atau kelaparannya. Ya, sebagai orang beriman, kita tidak boleh menutup mata terhadap keprihatinan yang menyelimuti sesama. Karena Yesus sendiri memberi teladan: Ia berbelas kasihan kepada kemalangan kita hingga rela memberikan nyawa-Nya di kayu salib.

Postingan Terkait