Saat kematian Yesus, gempa bumi terjadi dan tabir Bait Allah terbelah menjadi dua dari atas sampai bawah (ay. 51). Sebelumnya tabir itu memisahkan ruangan di Bait Suci (Kel. 26:33). Ada tempat kudus dan tempat maha kudus, dan hanya orang-orang yang dikhususkan Allah yang diperkenankan masuk ke sana. Kepala pasukan dan prajurit yang menjaga Yesus menjadi takut melihat peristiwa ini, lalu tertegun dan tersadar bahwa sesungguhnya Dialah Anak Allah (ay. 54). Peristiwa ini merupakan anugerah yang besar bagi setiap orang percaya, memungkinkan kita untuk bertemu dengan Allah tanpa ada pemisah. Penebusan-Nya di kayu salib membuat kita bisa berjumpa dengan Dia setiap waktu melalui doa dan penyembahan. Allah sudah berkurban untuk menyediakan pintu agar kita bisa datang khusus kepada-Nya.
Sudahkah kita bersyukur akan anugerah Allah yang begitu besar tersebut? Anugerah untuk berjumpa dengan Dia setiap waktu tanpa ada lagi pemisah sudah disediakan bagi kita yang percaya pada-Nya. Datanglah kepada-Nya.
Bersama Tuhan itu indah!
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak semua komentar kami tampilkan, hanya komentar yang bermuatan positif bagi kami dan pembaca yang akan kami tampilkan.
Berkomentarlah dengan bijak..