Selasa, 03 April 2018

Kitab 2 Samuel

Kitab 2 Samuel adalah sambungan dari Kitab 1 Samuel. Kitab ini terdiri dari 24 pasal dan 695 ayat.

Kitab ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yudea, kerajaan selatan (pasal 1-4), kemudian atas seluruh negeri, termasuk Israel di sebelah utara (pasal 5-24). Dalam kitab ini diceritakan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan kedudukannya.

Daud digambarkan sebagai orang yang sangat beriman, taat dan setia kepada Allah, juga sebagai orang yang mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi ia digambarkan juga sebagai orang yang dapat bertindak kejam, dan yang tidak segan melakukan dosa-dosa besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya. Kemudian Daud terjatuh dalam dosa. Ia berzinah dengan seorang wanita cantik bernama Batsyeba, berzinah dengannya, dan mengatur pembunuhan Uria suaminya (pasal 11). Namun ketika nabi Natan menegur dosa Daud, ia segera bertobat mengakui dosa-dosanya itu, dan dengan rela menerima hukuman dari Allah.

Setelah dosa yang dilakukan oleh Daud, maka kehancuran melanda keluarganya (pasal 12-17) dan seluruh bangsa itu (pasal 18-20) berkat yang demikian besar diubah menjadi hukuman. Sekalipun Daud dengan sungguh-sungguh bertobat dan mengalami rahmat pengampunan Allah, tetapi akibat-akibat pelanggarannya itu terus berlanjut hingga akhir hidupnya. Sekalipun demikian, Allah tidak menolak Daud sebagai raja, sebagaimana Dia menolak Saul. Sesungguhnya, hati Daud yang merindukan Allah dan kebenciannya akan segala bentuk penyembahan berhala menjadikannya teladan dan tolak ukur bagi semua raja Israel yang kemudian. Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat Israel. Di zaman-zaman kemudian, bilamana ada musibah, dan rakyat merindukan seorang raja, maka yang diinginkan ialah seorang "putra Daud". Artinya, seorang keturunan Daud yang akan bertindak seperti dia.

Setiap orang dapat jatuh. Bahkan seseorang seperti Daud, yang benar-benar ingin mengikuti Allah dan diberkati berlimpah olehNya, masih rentan jatuh ke dalam godaan. Dosa Daud dengan Batsyeba seharusnya menjadi himbauan bagi kita untuk menjaga hati, mata, dan pikiran kita. Dosa pasti membawa akibat. Setelah ia diampuni, Daud harus menuai apa yang ia tabur. Lebih-lebih, ia harus menderita kesengsaraan atas putusnya hubungan yang intim dengan Allah.

Sebagai penutup.....
Allah selalu bermurah hati memberi pengampunan, bahkan untuk dosa yang paling buruk, ketika kita sungguh-sungguh bertobat.

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak semua komentar kami tampilkan, hanya komentar yang bermuatan positif bagi kami dan pembaca yang akan kami tampilkan.
Berkomentarlah dengan bijak..